jump to navigation

Usaha vs Keberuntungan

57358686-job
Seringkali kita mengartikan usaha sebagai keberuntungan. Dalam banyak kesempatan, kita sering menggantungkan sesuatu pada keberuntungan. Berjudi, taruhan dan undian menjadi jalan pintas meraih sesuatu tanpa usaha.

Orang bule memiliki ungkapan “good luck” untuk mengiringi usaha seseorang. Istilah yang sebenarnya sangat tidak tepat. Kita di Indonesia mempunyai istilah yang lebih baik, “semoga berhasil”. Jika penentuan segala sesuatu adalah karena keberuntungan, maka pemilihan direksi suatu bank misalnya akan dilakukan dengan undian. Tidak ada lagi pertimbangan kemampuan dan kepantasan (fit and proper test). Tapi sekali lagi alam memiliki hukum yang universal, yang berlaku secara konsisten. Tim tangguh Brazil selalu mencetak gol setelah beberapa kali menyusun serangan dan tembakan yang meleset. Orang boleh saja menganggap Michael Schumacher sebagai pembalap yang dijaga oleh Dewi Keberuntungan. Tapi pengalamanya dan pengalaman Tim Ferari sebagai juara lah yang membuat dia sangat taktis dalam membalap.

Namun tentu dalam pergaulan sehari-hari kita selalu menemui hal-hal yang kita sebut keberuntungan. Ada saja orang yang sering kehilangan dompet tapi dompet tersebut selalu kembali dalam keadaan utuh. Kita menyebutnya beruntung. Orang yang banyak memenangkan undian produk-produk tertentu, kita sebut beruntung.

Keberuntungan lebih mudah dijelaskan dalam teori statistik. Keberuntungan adalah sejumlah kejadian yang tidak bisa diprediksi. Keberuntungan lebih merupakan kemampuan untuk menghadapi kejadian-kejadian yang tidak mungkin dalam periode waktu tertentu.

Dalam permainan kartu misalnya, seorang yang sangat pandai bermain kartu biasanya memiliki keberuntungan lebih banyak dibanding pemain yang kurang pandai. Hal ini mudah dijelaskan mengingat keberuntungan tidak bisa dipilih, namun skill bermain kartu bisa dipelajari. Pemain dengan skill terbaik akan menciptakan peluang keberuntungan lebih baik dibandingkan pemain yang lain. Jadi keberuntungan tidak bisa kita paksakan namun kita dapat memperbesar kesempatan untuk menjadi beruntung. Dalam teori probabilitas, keberuntungan ini disebut sebagai standar deviasi.

Kehidupan dengan segala isinya dapat berperan ganda, sebagai godaan dan sebagai rahmat. Sebagai godaan akan terus menjadi beban bagi kita untuk melakukan jalan pintas, untuk korup, untuk berbuat curang. Ada banyak contoh di sekitar kita, transaksi-transaksi kehidupan yang bisa menjadi pelajaran berharga. Sebanyak yang kita ambil, sebanyak itu pula tagihan akan datang. Jika tidak sekarang, tentu dalam waktu yang tidak akan terlalu lama. Jadi masihkan kita berkeyakinan kita bisa mengambil sesuatu tanpa membayar? Tentu hanya diri kita sendiri yang mengetahui.

Regrad….
sumber http://maliablog.wordpress.com

Komentar»

No comments yet — be the first.

Tinggalkan komentar